Pada bulan Februari ini,terdapat perbedaan dari seminar bulanan sebelumnya yang biasa dilaksanakan pada hari Jumat ekarang menjadi hari Kamis. Seminar bulanan seperti ini juga menjadi follow up untuk mengandeng para insan yang peduli dengan ekonomi kerakyatan untuk mensukseskan Gerakan Revolusi Moral Satu desa Satu koperasi Selain itu tidak ada yang berubah dimana DEK terus menampilkan topik seminar yang berkaitan dengan kemandirian dan pemerataan kesejahteraan rakyat kecil. tema dari seminar bulan Februari ini adalah bagaimana “Membangun Indonesia dari Pinggiran” yang dibawakan oleh Prof. Mudrajad Kuncoro guru besar Bidang Ekonomi Pembangunan FEB UGM.
Berita dan Peristiwa
[:IN]
Mengawali tahun 2016 ini, DEK FEB UGM mengundang Bapak Aribowo Suprajitno Adhi sebagai pembicara dalam Seminar Bulanan Ekonomi Kerakyatan Bulan Januari 2016 ini. Bapak Suprajitno Adi adalah praktisi dan konsultan Saemaul Undong. Saemaul Undong ini adalah sejenis badan usaha Milik rakyat (BUMR) di Korea Selatan. Seminar diawali dengan diskusi kritis tentang ekonomi nasional yang saat ini 80-90% dikuasai oleh asing. Revenue sales masuk pada kantong-kantong pemasukkan luar. Oleh karena itu, kita perlu merebut kembali kedaulatan bangsa ini. Seperti kata Bung Karno, bahwa negara ini didirikan untuk semua, bukan untuk segelintir orang atau golongan.
[:IN]
Jelang tutup tahun 2015, DEK kembali menmantapkan dan memperkuat konsep Gerakan revolusi Moral Satu Desa Satu Koperasi yang dilaksanakan di ruang Kartanegara Lantai 2 FEB UGM. Pemantapan ini menandai komitmen para stakeholder baik dari kalangan akademisi, pengusaha,pendamping, pemerintah dan media untuk bahu membahu melaksanakan Gerakan Revolusi Moral memajukan perekonomian rakyat berkeadilan dan berkelanjutan dalam wadah satu desa satu koperasi.
Acara diawali dengan sambutan dari ketua Dewan pengurus DEK FEB UGM, Prof.Gunawan Sumodiningrat yang mengungkapkan bahwa gerakan ini adalah tindaklanjut dari Dialog Kebangsaan Dies Natalis ke 66 Universitas Gadjah Mada yang dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2015 Kemarin. Kegiatan tersebut searah dengan tujuan dan visi dan misi DEK FEB UGM, kemudian didukung oleh prof. Agus sartono sebagai Deputi Menko PMK, selain itu kerjasama juga dilakukan oleh pusat studi Pancasila, lalu ESQ sebagai motivator untuk menjalankan konsep revolusi moral. UGM sebagai universitas Pancasila telah sesuai dengan konsep ESQ untuk menggerakan revolusi moral. Merubah konsep tentang revolusi mental, kata kunci untuk menggerakan semangat masyarakat indonesia adalah dengan melkukan gotong royong. Untuk melandasi semangat tersebut maka akan dibuat suatu gerakan yaitu satu desa satu koperasi. Untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut perlu adanya dukungan dari DEKOPIN dan OJK. Intinya adalah untuk mewujudkan aliansi starategis, yaitu menyatukan akademis, wirausaha dan pemerintah. DEK telah dirumuskan menjadi gerakan nasional untuk memajukan ekonomi rakyat. Dari jogjakarta untuk indoensia dan untuk memajukan ekonomi rakyat.
Menyambut Dies Natalis Universitas Gadjah Mada ke 66, Pada hari Sabtu 5 Desember 2015 bertempat di Grha Saba Permana lantai 1 DEK bersama-sama dengan panitia penyelenggara Dies Natalis menggadakan dialog interaktif bersifat kebangsaan yang berjudul “Revolusi Mental Memajukan Ekonomi Rakyat”. Dialog ini sedianya menghadirkan ibu Puan Maharani selaku menko PMK dan Ary Ginanjar Agustian selaku founder ESQ. Namun, karena ibu Puan Maharani berhalangan hadir sehingga diwakilkan oleh Bapak Prof. Agus Sartono.,MBA selaku Deputi Koordinasi Bidang Pendidikan Agama, Kementrian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Pada hari Minggu yang cerah tanggal 22 November 2015, DEK beserta rombongan mahasiswa Ilmu Ekonomi kelas Ekonomika Pembangunan I menggadakan kuliah lapangan ke desa ponggok dan desa sidowayah Kecamatan Polanharjo Kab Klaten. Rombongan berangkat dari kampus FEB UGM dengan menggunakan bus carteran pada pukul 09.00 WIB.Tujuan dari kuliah lapangan ini adalah untuk memberikan gambaran yang jelas kepada para mahasiswa menggenai implementasi langsung ekonomi pembangunan yang bersumber dari oleh dan untuk rakyat.
DEK adalah bagian tak terpisahkan dari FEB UGM untuk mewujudkan FEB UGM yang “menjulang tinggi keatas dan mengakar kuat di bawah”. Untuk itulah pada tanggal 29 Oktober 2015, DEK mengadakan pelatihan yang berjudul “Penelitian Untuk Memajukan Ekonomi Rakyat” yang disampaikan oleh Sdr.Supiandi S.E.,M.ec.dev (cand).
Mahasiswa FEB UGM khususnya tingkat I dan tingkat II yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan memiliki minat tinggi untuk melakukan penelitian namun karena belum mempunyai pemikiran yang terstruktur dan sistematis serta belum menerima mata kuliah Metodologi Penelitian ,hal tersebut menjadi motivator internal untuk mendaptkan ilmu tersebut dengan segera. DEK yang personelnya diisi oleh alumni FEB UGM berusaha menjawab rasa ingin tahu adik-adiknya dan sekaligus bakti kepada almamater. Selain itu, tema yang diusung oleh adik-adik mahasiswa juga sejalan dengan visi dan misi dek untuk memberdayakan ekonomi rakyat.
Dashboard Ekonomika Kerakyatan (DEK) kembali bekerjasama dengan Credit Union Cindelaras Tumangkar (CUCT), untuk menyebarkan pesan tentang gerakan ekonomi kerakyatan yang diusahakan dari, oleh dan untuk rakyat itu sendiri. Pada hari rabu tanggal 4 November 2015 DEK dan CUCT mendapatkan undangan untuk memberikan bimbingan teknis ekonomi kerakyatan kepada seluruh jajaran Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Bapermades) di Kab Purworejo Jawa Tengah. Acara dibuka pada pukul 10.00 WIB oleh Bapak Suwardjono dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kab Purworejo , Dalam amanatnya, bapak Suwardjono menyampaikan bahwa pelaksanaan bimbingan teknis diharapkan dapat menjadi sebuah petunjuk teknis bagi unsur pimpinan dan pelaksana di Bapermades Kab Purworejo dalam membina warga terlebih dengan telah dicairkannya dana bantuan desa (Bandes) yang berpotensi memunculkan penyimpangan.
Sudah bukan rahasia umum, apabila pembangunan di Indonesia selama ini tidak merata dan cenderung terpusat di pulau Jawa. Hal tersebut menjadi kegundahan dan kegalauan bagi putra daerah yang berasal dari luar pulau Jawa. Dashboard Ekonomika Kerakyatan berusaha untuk setidaknya menjadi fondasi awal untuk memotivasi para putra daerah untuk membangun dan memajukan daerah asalnya.
Pada hari Jumat 6 November 2015, di ruang B 112 lantai 1 FEB UGM inilah fondasi awal itu diletakkan. Supiandi S.E., M.Ec.Dev (cand). selaku Chief Strategist Officer Dashboard Ekonomika Kerakyatan sekaligus putra daerah provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengumpulkan rekan-rekan NTB yang berkuliah di Yogyakarta untuk melakukan diskusi ringan tapi kritis untuk membangun daerah asal. Dalam diskusi ini, Supiandi berusaha untuk memotivasi para putra-putri NTB untuk membangun daerahnya dimulai dari desa, Mengapa dimulai dari desa? Tidak dapat dipungkiri meskipun desa kerap diasosiasikan dengan “sumber kemiskinan”, pada kenyataannya apabila penduduk desa mau bekerja keras dan cerdas untuk memaksimalkan potensinya justru desa mampu menjadi tonggak perekonoian daerah. Supiandi memberi contoh bahwa Desa Pongok di Kabupaten Klaten yang mengelola mata air di desa tersebut menjadi usaha pemancingan dan kolam renang yang menghasilkan pendapatan desa sebesar Rp.4 Milyar.
Dashboard Ekonomika Kerakyatan mendapatkan kehormatan untuk menyelenggarakan seminar bulanan ekonomika kerakyatan pada hari Jumat 2 Oktober 2015, dengan tema peran bulog menyejahterakan rakyat. Hadir sebagai pemateri adalah bapak Ir.Sutarto Alimoeso, MM selaku Kabulog pada periode 2009-2014 yang lalu didampingi oleh Wisnu Setiadi Nugroho., M.Sc. sebagai moderator
Seminar dimulai dengan pemaparan bahwa peran Bulog sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan (terutama beras) bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Sejak ditunjuk menjadi dirut Bulog pada tahun 2009, bapak Sutarto langsung menerapkan strategi inovatif untuk menjaga stabilitas dan ketersediaan beras. Salah satu strategi yang terkenal dan mendapatkan apresiasi dari Dahlan Iskan adalah strategi jaringan semut.
Dashboard Ekonomika Kerakyatan (DEK) FEB UGM mendapat undangan dari Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Sapta Asih Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo pada hari Jumat tanggal 18 september 2015 untuk memberikan materi pada FGD tentang konsep” One Person One Product menuju manusia 5s (Sehat,Seneng, Sugih, Silaturahim,Sedekah)”. Materi dipaparkan oleh Prof.Gunawan Sumodiningrat., M.Ec.,Ph.d selaku dewan pengurus DEK FEB UGM.
Menurut Prof. Gunawan, pada hakikatnya manusia terlahir bukan tanpa bekal. Ia dilengkapi dengan skill dan knowledge untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari hal inilah,ia dapat menawarkan suatu produk baik barang ataupun jasa yang dapat ditukarkan dengan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari sinilah manusia yang mempunyai produk tadi saling berkumpul dan menukarkan barang atau jasa yang ia punya demi tercapainya kondisi 5S yaitu Sehat , Seneng (bahagia),Sugih (kaya),Silaturahim dan Sedekah. Manusia pada dasarnya sudah kaya karena ia mempunyai fasilitas yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya dan mereka sebenarnya sanggup untuk menyelesaikan masalah kemiskinan asalkan dibimbing dan dimotivasi dengan tepat untuk menjadi manusia yang mempunya nilai jual tinggi dan mampu mengelola keuangan dengan baik. Manusia tidak boleh bergantung pada bantuan karena bantuan itu malah akan mendidik menjadi manusia peminta-minta. Bantuan seperti raskin dan BLT adalah salah satu kebijakan yang perlu direvisi oleh pemerintahan yang sekarang karena justru akan menjerumuskan rakyat Indonesia ke dalam jurang kemiskinan.