Di era digital saat ini, teknologi mempunyai peran yang penting bagi pekerjaan manusia sehari-hari. Pekerjaan yang membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak dapat diringankan dengan penggunaan teknologi. Dengan hadirnya teknologi, produktivitas pekerja menjadi semakin meningkat. Akan tetapi, adaptasi teknologi di Indonesia belum berjalan secara optimal. Masih banyak tenaga kerja di Indonesia yang belum mampu menggunakan teknologi dengan baik. Ketidakmampuan ini lebih besar lagi bagi pekerja di sektor pertanian. Padahal, sektor pertanian sangat membutuhkan adaptasi teknologi untuk menghadapi ancaman-ancaman dari perubahan iklim. Karenanya, Pusat Kajian Ekonomi Rakyat FEB UGM mengadakan seminar mengenai penggunaan teknologi di sektor pertanian. Acara ini mengundang Bapak Isto Suwarno selaku pemilik Telaga Nursery, pusat pembibitan tanaman di Jawa Tengah.
Bapak Isto mulai menekuni bidang pertanian ketika ia mengamati bahwa tanaman kelengkeng yang ada di Indonesia diimpor dari Thailand, padahal tanaman kelengkeng dari Indonesia tidak kalah bagus kualitasnya. Karenanya, ia berinisiatif untuk mempelajari proses produksi ke perkebunan-perkebunan di Thailand. Ia bahkan rela mengeluarkan biaya sendiri untuk proses pembelajarannya. Setelah menyelesaikan pembelajarannya, ia kembali ke Indonesia dan mengembangkan perkebunannya sendiri.
Seiring dengan perkembangan zaman, Bapak Isto melihat perlunya adaptasi teknologi bagi proses produksinya. Teknologi yang digunakannya berupa remote operated plant watering system. Dengan adanya teknologi ini, Bapak Isto mampu menyiram seluruh tanamannya dari jarak jauh melalui koneksi internet. Proses penyiraman yang tadinya membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak dapat dilakukan dengan satu ketukan jari ke layar telepon pintar. Sejauh apapun tanamannya dapat disiram selama ada koneksi internet. Jika teknologi ini dapat digunakan secara luas, petani-petani di wilayah yang tandus, seperti Wonosari, dapat menjaga tanamannya tetap subur. Akan tetapi, implementasi teknologi ini terbilang tidak mudah. Dibutuhkan orang yang mengerti pemrograman komputer dan perangkat lunak untuk telepon pintar. Bapak Isto mengharapkan BUMDES dapat membina desa-desa mengembangkan teknologi ini untuk masyarakat desa.