[:IN]
Kendala pembangunan desa selama ini dimulai sejak proses awal pembangunan. Banyak desa yang belum memahami kondisi desanya, baik kondisi alam maupun manusianya. Kurangnya pemahaman kondisi wilayah ini berdampak pada proses pembangunan sejak tahap perencanaan. Jika sejak awal proses pembangunan sudah terdapat ketidaksesuaian, langkah selanjutnya akan sulit dilaksanakan. Akhirnya, masih banyak desa yang belum mampu mengorganisasikan sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Pada gilirannya, hal ini menyebabkan rendahnya produktivitas masyarakat yang berimbas pada rendahnya pendapatan dan akhirnya kesejahteraan yang rendah.
Struktur pemerintahan yang paling bawah yaitu desa merupakan instansi yang melakukan pendataan penduduk terutama pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Surat Kelahiran, Surat Kematian, dan Surat Keterangan Pindah. Kombinasi antara teknologi informasi dan pendataan akan membantu proses pendataan yang memerlukan kecermatan dan ketelitian. Teknologi informasi akan mempersingkat waktu dan meminimalkan kesalahan. Ketersediaan data yang sesuai realitas menjadi suatu prasyarat dalam penyediaan layanan dasar dari kebutuhan masyarakat. Data yang sesuai dengan realitas mendorong dalam perbaikan kinerja tata kelola, akuntabilitas, dan transparansi pemerintahan. Solusi dalam pembangunan basis data di tingkat desa melalui pengembangan Sistem Informasi Desa (SID).
Dibutuhkan data dan informasi yang akurat sebagai dasar perencanaan pembangunan desa. Saat ini telah dikembangkan Sistem Informasi Desa yang dapat membantu masyarakat desa dalam melaksanakan pembangunan desa.Sistem Informasi Desa adalah aplikasi yang membantu pemerintahan desa dalam mendokumentasikan data milik desa guna memudahkan proses pencariannya. Sedangkan dalam arti luas dimaksudkan sebagai suatu rangkaian/ sistem (baik mekanisme, prosedur hingga pemanfaatan) yang bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada di desa. Adanya dokumentasi data tersebut pada akhirnya bisa menjadi pangkalan data (database) warga yang bisa membantu peningkatan kinerja pelayanan publik, pemetaan sosial, perencanaan pembangunan desa, hingga mitigasi kebencanaan. (Jahja dkk. 2014)
Belajar dari pengalaman Desa Nglegi, Kecamatan Pathuk, kabupaten Gunungkidul dalam mengaplikasikan Sistem Informasi Desa, Dashboard Ekonomika Kerakyatan FEB UGM merasa perlu untuk memperluas pemanfaatan Sistem Informasi Desa di desa-desa lain. Untuk itu, DEK FEB UGM akan menyelenggarakan Seminar Bulanan Ekonomi Kerakyatan “Optimalisasi Sistem Informasi Desa Mewujudkan Satu Desa Satu.
[:]