[:IN]
DEK FEB UGM kembali menyelenggarakan seminar rutin bulanan ekonomi kerakyatan yang bertemakan” Monitoring Bantuan RT-RW untuk Mememjukan Ekonomi Rakyat Dengan Smart City”. Seminar ini merupakan follow up dari seminar bulan sebelumnya yang membahas teknis operasional smart city. Melalui seminar ini diharapkan dapat menginspirasi para kepala daerah atauinstansi terkait di DIY untuk sama-sama menerapkan aplikasi smart city untuk tata kelaola DIY yang lebih baik. Dari 5 kota/kabupaten yang ada di provinsi DIY, Kab Gunung Kidul adalah kabupaten yang antusias dalam menerapkan konsep Smart City ini.
Seminar ini menghadirkan enam narasumber yaitu :
- Ardantya Syahreza (Kadin)
- Santi Diansari Hargianto (Country Manager IBM)
- Imawan Wahyudi (wakil Bupati Gunung Kidul)
- Roberto Akyuwen (OJK)
- Tjut Sjahnaz dan Henrawati Tobing (Wanita Persahi).
- Fahmi Gustiwan (IBM)
Seminar ini dimoderatori oleh Bapak Bagus Santoso Ph.D. dosen senior FEB UGM sekaligus Direktur PT. DEFINIT . Dalam sambutanya beliau mengungkapkan bahwa dengan adanya Smart City kita ingin memberikan informasi-informasi secara terbuka kepada publik. Semakin banyak orang tahu justru semakin bagus.
Acara seminar pun dibuka dengan pemaparan dari pihak Persahi yang diwakili oleh Ibu Tjut Sahnaz dan Henrawati Tobing beliau menungkapkan bahwa dalam memajukan ekonomi rakyat semua unsur perlu melak dan peka terhadap aspek legalitas jika ingin maju dan berkembang. Setelah itu dilanjutkan dengan pemaparan dari Bapak Roberto Akyuwen tentang peran OJK sebagai pengawas dan pengatur agar industri keuangan tumbuh sehat secara berkelanjutan. Untuk perwakilan dari Kab Gunung Kidul yang semula dihadiri oleh Bapak Imawan Wahyudi digantkan oleh Bapak Syarif Armunanto selaku Kepala Bappeda Kab Gunung Kidul. Beliau meaparkan bahwa Gunung Kidul menetapkan pariwisata sebagai leading project pembangunan. Untuk mendukungnya, salah satu yang penting adalah sistem database di desa. Berapa jumlah ternak, berapa jumlah lahan sebagai basis penentuan kebijakan yang bisa diterapkan oleh pemerintah. Dengan Smart City ini akan menjadi lompatan besar bagi kami sehingga bisa mengetahui kondisi secara lebih presisi dan lebih cepat.
Pembicara berikutnya adalah Ardantya Syahreza dari Kadin dalam pemaparanya beliau memaparkan bahwa Kadin ingin sekali memajukan UMKM dengan teknologi sebagai leverage . UMKM semestinya bisa dipromosikan melalui kemajuan teknologi saat ini. Disconnect dari UMKM dengan konsumen harus bisa dipupus habis melaui sistem koneksi data ini. Konsumen pun jadi terbantu dalam mencari produk-produk yang diinginkannya. Sesi pemaparan ditutup oleh Bapak Fahmi Gustiawan yang memaparkan bahwa Banyak yang berkata bahwa smart city adalah teknologi mahal, sebenarnya tidak. Semua bisa dilakukan dengan smart city dengan biayanya terjangkau. Smart City untuk smart people tidak harus mahal. Tetapi untuk cakupan yang luas memang butuh teknologi yang agak mahal. Tetapi itu sebanding dengan manfaatnya. Ibu Santi Diansari selaku Country Manager IBM menambahkan bahwa dalam mengaplikasikan konsep smart-city perlu adanya stimulus atau gula-gula agar semua pihaktertarik untuk mensukseskan program ini. Gula-gula tersebut adalah memajukan ekonomi rakyat.
Diakhir seminar Pihak IBM menyatakan siap membantu dalam mengawal dan merealisasikan konsep Smart-City di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dimulai dari Kabupaten Gunung Kidul.
[:]