Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, UKM sering menjadi salah satu tolok ukur pertumbuhan perekonomian, hal ini disebabkan karena di Indonesia masih banyak masyarakat yang tumbuh dari sektor ekonomi pada skala mikro dan kecil. Pada Februari 2014, menurut Kementrian Koperasi dan UKM, jumlah UKM mencapai 56,5 juta orang, dan mewakili lebih dari 98,9% pelaku bisnis di Indonesia, serta memberikan kontribusi sebesar 57% Produk Domestik Bruto (PDB). Melihat kenyataan diatas, UKM memiliki potensi besar untuk menjadi penopang perekonomian negara, akan tetapi sampai saat ini UKM masih berkutat pada tiga persoalan besar masih belum selesai dipecahkan, yaitu terbatasnya akses pemasaran produk, kurangnya akses terhadap lembaga pembiayaan, dan lemahnya manajemen usaha. Ditambah lagi, saat ini UKM di Indonesia juga menghadapi ancaman pasar bebas, dimana UKM yang tidak mampu berdaptasi dengan kondisi pasar, bisa jadi akan hancur secara perlahan.
Peran pendamping yang berlatar belakang sarjana disini menjadi sangat penting sebagai fasilitator, motivator dan pemimpin untuk menciptakan suatu komunitas atau kelompok masyarakat yang sejahtera secara berkelanjutan. Oleh karena itu, diadakanlah pelatihan peningkatan kapasitas bagi sarjana pendamping yang diberi nama ”Pelatihan Tenaga Sarjana Pendamping Program Pemberdayaan Potensi Kesejahteraan Sosial Masyrakat (P2KSM)” bertempat di Aula BLUD UPT P2KSM Kabupaten Purworejo pada tanggal 14-15 April 2015. Pelatihan ini difasilitasi oleh narasumber yang sudah berpengalaman dalam kegiatan pemberdayaan, pengelolaan kelompok, dana bergulir dengan metode personal lending dan lending group, yaitu:
- Prof. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec.,Ph.D.
- Prof. Tri Widodo, M.Ec.Dev., Ph.D.
- Duddy Roesmara Donna, S.E., M.Si.
- Wahyu Sutopo
- Ekantini Puji Basuki
- Daru Murcoyo
Target peserta dalam pelatihan ini adalah 70 orang calon Sarjana Pendamping. .
Acara dibuka pada pukul 09.00 WIB dan dimulai dengan perkenalan singkat oleh bapak Daru Murcoyo dan Duddy Roesmara selaku perwakilan dari DEK. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Sunaryo selaku perwakilan dari BLUD UPT P2KSM yang berharap agar peklatihan ini dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas para sarjana pendamping.. Selanjutnya Bapak Bupati Purworejo Mahsun Zain, S.Ag menyampaikan kata sambutan yang intinya mengharapkan agar pelatihan ini dapat membantu sarjana pendamping untuk bisa mendampingi masyarakat untuk meningkatkan usaha sehingga bisa mengelola potensi menjadi realitas.
Tepat pukul 10.05 WIB pelatihan pun dimulai oleh Bapak Daru Murcoyo tentang tema Achievement Motivation Training (AMT). Tujuan AMT, yaitu untuk mengenali diri, mengenali kekuatan dan kelemahan diri sehingga bisa dikembangkan, untuk meningkatkan karya dan prestasi, untuk menjadi pribadi yang khas (unik) dengaan potensinya, dan mampu membuat rencana masa depan pribadi yang sejalan dengan organisasi. Setalah Ishoma atau tepatnya pukul 13.00 WIB, pelatihan dilanjutkan oleh Bapak Duddy Roesmara. Materi pelatihan yang disampaiakan berkaitan dengan program pemberdayaan yang menjadi hal penting untuk dibangun adalah skill orangnya. Kompetensi utama yang perlu oleh pendamping adalah memahami aspek-aspek dalam manajemen usaha, memahami bagaimana membuat perencanaan/evaluasi bisnis, dan mampu membuat perencanaan/evaluasi bisnis.
Setalah menghabiskan waktu sekitar 1 jam, sesi tanya jawab pun dibuka. Seorang peserta mengajukan pertanyaan tentang bagaimana menjadikan pertanian purworejo sebagai unggulan dan bagaimana menyakinkan masyarakat unrtuk maju? Hal tersebut dijawaboleh bapak duddy dengan dengan membangun karakter. Kalau masyarakat tidak mengenal karakternya sendiri atau tidak memiliki pegangan hidup yang jelas akan sangat sulit. Aspek ekonomi tidak bisa semata-mata menyelesaikannya. Perlu bauran multi disiplin ilmu. Sedari awal, pendamping perlu jeli, apakah masyarakat yang mau didampingi memiliki karakter untuk maju atau tidak. Setiap daerah kearifan lokalnya berbeda-beda, maka menerjemahkannya juga berbeda. Pemateri menyampaikan bagi para pendamping untuk mengetahui terlebih dahulu karakter orang yang dibinanya. Karakter seseorang dibentuk oleh banyak sekali faktor, diantaranya sifat asli, lingkungan, dan pekerjaan.
Menjelang waktu shalat ashar maka peserta pelatihan pun rehat sejenak untuk mempersiapkan ibadah shalat ashar dan juga cofee break. Kemudian dilanjutkan dengan pemateri Eka Murtini yang membahas disiplin kredit. Pemateri memaparkan tentang target dalam lembaga keuangan. Setiap tim pendamping memiliki target keuangan yang hendak dicapai dalam acuan NPL. Disiplin kredit berkaitan dengan mitigasi risiko kredit. Disiplin kredit berguna untuk mengurangi risiko-risiko kredit sehingga meminimalkan kemungkinan gagal bayar.Pemateri lalu menyampaikan strategi implementasi pemberdayaan masyarakat. Pertama, penyaluran kredit mikro, pendampingan kelompok, serta pembelajaran dan partisipasi kelompok. Ditambah lagi kegiatan-kegiatan pendukung yang sesuai dengan kondisi. LKM harus bisa mengatasi tantangan oleh laku pandai (mobile bank) yang diterapkan bank-bank saat ini. LKM perlu menjaga loyalitas para usersnya. Untuk membuat para anggota disiplin harus ada inovasi-inovasi. Pembiayaan jangan sampai melebihi plafon yang menjadi batasan. Tepat pukul 17.00 WIB sesi pelatihanhari pertama pun berakhir.
Keesokan harinya pada tanggal 15 April 2015, tepat pukul 08.00 WIB pelatihan pun kembali dimulai. Kali ini Bapak Daru Murcoyo menyampaikan materi AMT lanjutan dari hari yang pertama. Pemateri menyampaikan lanjutan materi Achievement Motivation Training dengan melanjutkan permainan lempar gelang. Kali ini permainan menggunakan rewardberupa uang yang nominalnya disepakati dari para peserta. Nominal hadiah besarnya ditentukan oleh jarak yang dipilih dalam melempar gelang. Semakin jauh nominal hadiah semakin besar. Dengan diberi reward ternyata banyak peserta yang gagal dalam memasukkan gelang ke media tiang. Hanya tiga peserta dari keseluruan peserta sejumlah tiga puluh empat orang yang mendapatkan reward. Kemudian uang iuran dari peserta dikembalikan lagi. Makna dari permainan ini berkaitan dengan pola pikir yang menentukan perilaku seseorang. Dalam hal ini, pola pikir memberikan pengaruh terhadap perilaku dan keputusan hidup yang diambil seseorang. Dengan demikian, diharapkan peserta dapat mengambil substansi dari materi ini untuk mengelola pribadinya.
Selanjutnya pada pukul 10.00 WIB, Prof Gunawan Sumodiningrat menyampaikan pegangan hidup bernegara,yaitu membangun desa. Banyak orang yang saat ini tidak tahu hakikat hidup. Inilahyang menjadi persoalan bangsa di seluruh dunia. Indonesia luar biasa, karena memiliki simbol-simbol kebijaksanaan. P2KSM merupakan sarana untuk mengembangkan hidup berbangsa. Merupakan terusan dari IDT untukmenyelesaikan masalah bangsa berupa kesenjangan. Lalu pemateri menyampaikan tentang peranan pendamping untuk menyadarkan.Kuncinya sederhana, dengan diajarkan dan dipraktikkan dengan kerja untukmendapatkan keuntungan dan bisa menabung. Seperti dalam lagu nasional,“bangunlah jiwanya, bangunlah raganya.” Oleh karena itu menyadarkan dimulai dari penyadaran jiwa. Indonesia bisa bangkit, jika setiap orang di setiap desa yakinbisa mengidupi dirinya sendiri melalui hasil darinya sendiri. Kemudian bergerakdengan visi lillahita’ala. Cita-cita dari pendampingan adalah untuk mencapai masyarakat yang adil dan beradab. Di sinilah peran pendampingan untuk menciptakan generasi baru. Apayang telah tersedia adalah sarana, tetapi jika hatinya tidak bersatu maka tidak akan jadi.
Kira-kira 30 menit kemudian, Prof. Tri Widodo melanjutkan apa yang disampaikan prof. Gunawan Sumodiningrat dengan menyampaikan kondisi Indonesia saat ini yang autopilot,pertumbuhan ekonomi Indonesia tanpa ada campur tangan pemerintah sajasebesar 5%. Di Purworejo pertanian menjadi sector yang paling mendominasi diatas manufaktur dan jasa. Kemudian pemateri menyampaikan analisis ekonomi dalam bisnis. Dalam hal ini pemateri menjelaskan kemiskinan itu dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggiakan menyerap tenaga kerja lebih banyak yang korelasinya akan menurunkan kemiskinan. Namun, tidak serta merta seperti itu. Pemateri menyatakan bahwaasumsi ini adalah kesalahan fatal yang sering terjadi karena jenis usaha menentukan pula penyerapan tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi tinggi belum tentu bermanfaat kepada masyarakat. Pemerintah hendaknya berfikir atas pilihan sektor usaha dominan sesuai dengan kondisi masyarakat untuk dapat memberdayakan masyarakat. Masyarakat yang dihadapi oleh para pendamping adalah agrikultur. Tapi di Indonesia perlindungan sangat lemah.
Sesi selanjutnya diisi oleh Training Model Pemberdayaan UMKM dengan pemateri Wahyu Sutopo. Pemateri menyampaikan tentang lingkaran kemiskinan. Orang miskin cenderungproduktivitasnya kurang. Tetapi orang miskin bisa mendapatkan pendapatan yangbesar untuk lembaga keuangan. Orang miskin berani membayar bunga yang besar. Sementara orang kaya dikasih bunga yang tinggi protes. Oleh karena itu lintah darat kemudian tumbuh subur. BLUD sebagai lembaga keuangan daerah semestinya bisa mengakhiri beban yang ditanggung orang miskin dengan pemberdayaan dan penyaluran kredit dengan bunga yang rendah. Pemateri kemudian menyampaikan bahasan mengenai sales magic untuk trik bernegoisasi sehingga diharapkan para peserta mampu membagi pengetahuannya secara simetris kepada masyarakat. Dalam bahasan pula disampaikan proses belajar, pemateri menyampaikan pada peserta untuk mengenali diri, mengenali lembaga, mengenali lingkungan, dan mengenali musuh. Lalu dalam negosiasi mula-mula perlu membangun kepercayaan. Dengan kepercayaan, reputasi akan terbentuk. Kemudian, setelah reputasi terbentuk, maka bangunlah keakraban/kemiripin untukmenunjukkan kesamaan.
Setalah rehat karena Ishoma, training dilanjutkan dengan materi pemasaran, keuangan dan membangun kemitraan oleh Ibu Ekantini. Pemateri memulai materi dengan permainan tebak gambar. Permainan tersebut bernama permainan zoom. Materi ini menunjukkan jika kita melihat dari sudut pandang yang lebih jauh, maka lebih banyak yang bisa dilihat. Dalam hal ini pemateri menekankan pada peserta bagaimana melihat binaan sebagai mitra. Selanjutnya pemateri menjelaskan aspek pemasaran. Terkait pemasaran, penting untuk menyadari bagaimana bisa membuat bakwan jagung biasa menjadi luar biasa. Pendamping harus bisa membuat binaan mengembangkan produknya menjadi sesuatu yang berbeda. Lalu, terkait aspek keuangan, penting untuk dipikirkan bagaimana binaan bisa bertahan dan berkembang. Aspek keuangan yang penting untuk UKM, yaitu darimana sumber dana dan penggunaan modal. UKM yang berkembang pesat adalah UKM yang keluar dari mindset keumuman, yaitu mereka yang selalu berinovasi. Setelah modal, aspek keuangan yang penting adalah sistem pengelolaan keuangan dan administrasinya (pembukuan usaha).
Tak terasa pelatihan pun mendekati pengujung acara dengan materi “handle the team” sebagai materi pamungkas yang dibawakan oleh Bapak Wahyu Sutopo sebagai pemateri. Pemateri memberikan contoh aplikatif seseorang yang mampu mengatur 150rb orang. Kunci dari keberhasilan tersebut adalah dengan komunikasi yang tepat. Setiap orang mau bergerak dengan motivasi pribadi yang berbeda-beda. Cara komunikasi yang efektif adalah dengan membangkitkan kebutuhan pribadi secara sinkron dengan urusan yang hendak disampaikan. Ketika individu mencapai keinginannya, perusahaan juga akan mencapai tujuannya. Perusahaan juga harus memperhatikan apa yang diinginkan oleh individu didalamnya. Cara komunikasi kita ke orang dalam situasi formal akan sulit mendapatkan interaksi interpersonal. Lembaga perlu juga mengembangkan kesadaran individu terkait alasan individu berkerja. Atur pula frekuensi dengan lawan bicara. “Berbicaralah dengan seseorang sesuai dengan kadar kemampuannya.”Pemateri kemudian menyampaikan materi mengenai pengendalian, yaitu memimpin dengan menyampaikan pertanyaan, mengetahui sejauh mana dan apa yang harus dilakukan dengan sumber daya yang dimiliki sehingga membuat seseorang bertindak tanpa merasa disuruh.
Pokok bahasan yang disampaikan pemateri pada bahasan pertama adalah:
- Bahwa kepentingan individu harus bisa sejalan dengan kepentingan
perusahaan.
2. Untuk menggerakkan orang belum tentu dengan perintah.
Pada bahasan kedua, pemateri menyampaikan bahasan team work. Setiap orang memiliki peran penting dalam perusahaan. Ketika individu-individu telah sampai pada level pemahaman, substansi akan tetap terinternalisasi meskipun bentuknya dibolak-balik.
Acara pun selesai pada pukul 16.30 dan ditandai dengan sesi foto bersama.