[:IN]
Dashboard Ekonomika Kerakyatan (DEK) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM (FEB UGM) menyelenggarakan Pelatihan Pendamping Desa “Gerakan Satu Desa Satu Koperasi” kepada perangkat dan pendamping desa di wilayah Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul. Hal ini adalah tindak lanjut serius dari deklarasi pemantapan gerakan Satu Desa Satu koperasi pada tanggal 30 Januari 2016 lalu.
Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu 21-22 Mei 2016 bertempat di University Club, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Acara yang dibuka ole Bupati Gunungkidul ini menghadirkan lima pemateri dengan latar belakang beragam antara lain:
1) Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat (Dosen FEB UGM),
2) Ir. Gatot Murdjito M.Sc. (Staf Ahi Gubernur DIY)
3) Sudarwanto (Manager Credit Union Cindelaras Tumangkar)
4) Junaedi, S.H. (Kepala Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten)
5)Rudy Suryanto, S.E., M.Acc., Ak., (Konsultan Pembangunan Desa).
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pembangunan pedesaan yang terjadi di Indonesia yang berakar pada kemiskinan , pengangguran, dan kesenjangan. Berdasar data BPS tahun 2015, kemiskinan di wilayah pedesaan mencapai mencapai 14,21 persen. Angka tersebu lebih tinggi dari kemiskinan di perkotaan yang sebesar 8,29 persen. Maka dari itu, pembangunan pedesaan merupakan langkah yang tepat dan strategis untuk menanggulangi kemiskinan.
Namun demikian, banyak program pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan di Indonesia berbentuk bantuan dan bersifat konsumtif. Program-program semacam ini mampu meningkatkan konsumsi masyarakat hingga di atas garis kemiskinan tetapi tidak berkelanjutan. Ketika bantuan habis, masyarakat kembali jatuh miskin. Pada gilirannya, program semacam ini akan menimbulkan ekses berupa ketergantungan masyarakt kepada pemerintah dan bahkan gesekan sosial di masyarakat sehubungan keakuratan dan ketepatan target program.
Pelatihan ini bertujuan menanamkan semangat Gerakan SDSK sebagai upaya memajukan ekonomi rakyat dan mencipatakan pendamping desa yang berkompeten dalam hal pemberdayaan desa. Pendamping desa diharapkan mampu melaksanakan proses OPOP/OVOP/OVOC secara berkesinambungan. Pada gilirannya, kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam pembangunan melalui peningkatan produksi yang dimulai dari diri sendiri, keluarga, komunitas, dan akhirnya nasional tanpa bergantung pada bantuan pemerintah.
[:]