Sudah bukan rahasia umum, apabila pembangunan di Indonesia selama ini tidak merata dan cenderung terpusat di pulau Jawa. Hal tersebut menjadi kegundahan dan kegalauan bagi putra daerah yang berasal dari luar pulau Jawa. Dashboard Ekonomika Kerakyatan berusaha untuk setidaknya menjadi fondasi awal untuk memotivasi para putra daerah untuk membangun dan memajukan daerah asalnya.
Pada hari Jumat 6 November 2015, di ruang B 112 lantai 1 FEB UGM inilah fondasi awal itu diletakkan. Supiandi S.E., M.Ec.Dev (cand). selaku Chief Strategist Officer Dashboard Ekonomika Kerakyatan sekaligus putra daerah provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengumpulkan rekan-rekan NTB yang berkuliah di Yogyakarta untuk melakukan diskusi ringan tapi kritis untuk membangun daerah asal. Dalam diskusi ini, Supiandi berusaha untuk memotivasi para putra-putri NTB untuk membangun daerahnya dimulai dari desa, Mengapa dimulai dari desa? Tidak dapat dipungkiri meskipun desa kerap diasosiasikan dengan “sumber kemiskinan”, pada kenyataannya apabila penduduk desa mau bekerja keras dan cerdas untuk memaksimalkan potensinya justru desa mampu menjadi tonggak perekonoian daerah. Supiandi memberi contoh bahwa Desa Pongok di Kabupaten Klaten yang mengelola mata air di desa tersebut menjadi usaha pemancingan dan kolam renang yang menghasilkan pendapatan desa sebesar Rp.4 Milyar.
Berdasarkan contoh dari Umbul Pongok tadi, Supiandi berusaha memotivasi para putra-putri NTB yang berkuliah di Yogyakarta untuk memantapkan hatinya membangun NTB dari desa selepas dari bangku kuliah nanti. Namun, hal tersebut bukan pekerjaan yang mudah dan untuk itulah perlu diadakan konsolidasi dan pengawasan yang berkelanjutan agar niat mulia tersebut dapat terwujud. Status provinsi NTB sebagai destinasi wisatawan domestik dan mancanegara menjadi keunggulan tersendiri dan apabila mampu digarap dengan maksimal tentunya akan mendatangkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat NTB. Sebagai langkah awal, para putra-putri NTB tersebut harus dapat mengenali apa potensi dari desa tempat mereka tinggal dengan aktif berdiskusi dengan para tokoh masyarakat. Sesudah mengetahuinya, harus segera dibangun kesadaran bagi para warga untuk bersama-sama membangun perekonomian dengan memaksimalkan potensi yang mereka punya. Jika langkah-langkah tadi diikuti , dijalankan serta dievaluasi perkembanganya secara kontinyu bukan tidak mungkin perekonomian NTB akan tumbuh dan berkembang secara berkualitas.