Seminar Bulanan Ekonomi Kerakyatan kali ini menampilkan tentang peranan Insan Petani dan Nelayan Indonesia (INTANI). dalam memberdayakan dan mensejahterakan kehidupan petani dan nelayan di Indonesia. Narasumber dalam seminar ini adalah Ir. Sigit Iko Sugondo selaku ketua III INTANI.
Dalam paparannya, Bapak Sigit menyatakan bahwa problem utama ketahanan pangan antara lain keterbatasan lahan pertanian dan penggunaan teknologi yang masih kurang. Karena itulah INTANI mendirikan knowledge centre. center untuk membuka lahan tanpa membakar hutan, yaitu dengan memanfaatkan lahan sawit yang ada. Contoh mentimun dan terong berhasil sebagai uji coba pertama kali atas pertanian di Kalimantan tengah. Sekarang sudah diajari di subang, kita latih bagaimana orang jawa nanam padi. Di Kalimantan selatan yang relatif datar, varietas padi adipati unus,yang berasal dari kesultanan banjar. Basic probelmnya banyak, sedangkan pertumbuhan penduduk kita meningkat, konsumsi beras juga meningkat, jumlah petani semakin kecil, luar area pertanian menurun. Ini masalah besar atas ketersediaan pangan.
Membangun Indonesia dari desa, berasal dari knowladge center. Langkah pertama menurunkan kebutuhan dasar, dengan program pemanfaatan lahan pekarangan. Petani juga memiliki kekayaan berupa sayuran buah tanaman keras tanaman pangan ikan unggas domba dll. Tantangannya : ketersediaan lahan, produkstivitas, intesitas poanen/tahun,menurunnya animo masyarakat menjadi pertanian, akses pembiyaan.
Produk petani untuk sampai kepada masyarakat melalu banyak tangan, tengkulak, pengumpul kecil,pedagan besar, dll. Padahal harga langsung dari petani cukup murah, bagaimana memperingkas rantai ini agar lebif efisien dalam distribusi, selain itu meningkatkan value added petani. Berikut adalah program pemberdayaan yang sudah dilakukan oleh INTANI:
- Menciptakan saung ilmu (knowledge center) sebagai pusat interaksi dengan fasilitator yang dibekali multimedia. Pendamping belum tentu orang pertanian tapi mampu untuk meningkatkan hasil pertanian
- Kemandirian petani dalam bentuk Usaha Masyarakat Pembuatan Pupuk dari Kotoran (UMBARAN) sapi sehingga lebih mandiri
- Rumah pengolahan hasil pertanian
- Akses modal dan pembiayaan petani tidak menjadi target menarik atas pembiayaan cenderungnya untuk konsumtif bukan produktif. Sekarang pinjam bulan depan harus bayar bagi perbankan, sedangkan petani hanya punya uang hanya paska panen
- Akses pemasaran jaringan dan informasi pasar. Anak muda boleh bangga makan ayam geprek, tp tidak tertarik untuk mengelola ternak ayam, atau cabenya.
Dari pada petani meminjam ke perbankan tetapi pada akhirnya ditolak, maka INTANI membuat lembaga keuangan masyarakat dalam bentuk koperasi. Selanjutnya akan diperkuat oleh PT penjamin pembiayaan. Melalui tabungan gemah ripah, simpanan dengan menggunakan tanaman dapur hidup dan hasil pertanian seperti cabe, tomat terong, kelapa, pisang kecipir dll. Mengubah income a menjadi income b dimana income a hasil pertanian menjadi income b berupa uang. Orang desa lebih kaya dari pada orang kkota, namun dalam bentuk yang berbeda. Jadi untuk meningkatkan simpanan masyarakat, setor apa yang dimiliki oleh masyarakat desa., boleh setor berapapun, akan kami terima melalui LKM. Contoh aplikasi nyata adalah pembuatan bisnis rumah rabuk:
Rumah rabuk pusat pengolahan pupuk organik, pemanfaatn kotoran hewan untuk bahan pembuatan pupuk organic, ini bisnis milik orang desa.
- Kelompok ternak biogas dengan membuat rumah pupuk dalam bentuk pupuk organic. Aplikasi pupuk organik untuk persawahan dalam bentuk aplikasi pupuk untuk lahan/ kebun.
- Petani jamur tiram (awalnya 75kg/hari) dengan pengembangan inti meningkat menjadi 150/kg. Selain itu juga membuat manejemen rumah jamur disertai pengolahan dan pemsaran jamur segar. Untuk hilir uaha dibentuklah warung jamur.
- Pendampingan petani (1600 DPL) dalam bentukrumah pengolahan kopi (jalan dan listrik nya dibangun pemda, pembangkit juga dibangun). Selain itu disimpan selama 1 tahun untuk mengasilkan kpi yang terbaik
Saung ilmu diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas masyarakat, memingkatkan produksi pertanian, peternak, pengrajin. Sinergi ABCG( akademisi business civil society, Goverment).