• UGM
  • IT Center
Universitas Gadjah Mada Pusat Kajian Ekonomi Rakyat
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang PKER
    •  Visi Misi
    •  Pengurus
    •  Sejarah
    • Video Profil DEK FEB UGM
  • Berita dan Peristiwa
  • Publikasi
  • Data dan Penelitian
  • Hubungi Kami
  • Beranda
  • Berita dan Peristiwa
  • Pelatihan P2KSM Kabupaten Purworejo Gelombang I April 2015

Pelatihan P2KSM Kabupaten Purworejo Gelombang I April 2015

  • Berita dan Peristiwa
  • 12 April 2015, 20.45
  • Oleh:
  • 0

pelatihan purworejo

Dalam  pembangunan  ekonomi  di  Indonesia,  UKM  sering  menjadi  salah  satu  tolok  ukur pertumbuhan  perekonomian,  hal  ini  disebabkan  karena  di  Indonesia  masih  banyak masyarakat yang tumbuh dari sektor ekonomi pada skala mikro dan kecil. Pada Februari 2014,  menurut  Kementrian  Koperasi  dan  UKM,  jumlah  UKM  mencapai  56,5  juta  orang, dan  mewakili  lebih  dari  98,9%  pelaku  bisnis  di  Indonesia,  serta  memberikan  kontribusi sebesar  57%  Produk  Domestik  Bruto  (PDB).  Melihat  kenyataan  diatas,  UKM  memiliki potensi besar untuk menjadi penopang perekonomian negara, akan tetapi sampai saat ini UKM  masih  berkutat  pada  tiga  persoalan  besar  masih  belum  selesai  dipecahkan,  yaitu terbatasnya  akses  pemasaran  produk,  kurangnya  akses  terhadap  lembaga  pembiayaan, dan  lemahnya  manajemen  usaha.  Ditambah  lagi,  saat  ini  UKM  di  Indonesia  juga menghadapi ancaman pasar bebas, dimana UKM yang tidak mampu berdaptasi dengan kondisi pasar, bisa jadi akan hancur secara perlahan.

Peran pendamping yang berlatar belakang sarjana disini menjadi sangat penting sebagai fasilitator, motivator dan pemimpin untuk menciptakan suatu komunitas atau kelompok masyarakat yang sejahtera secara berkelanjutan. Oleh karena itu, diadakanlah pelatihan peningkatan kapasitas bagi sarjana pendamping yang diberi nama ”Pelatihan Tenaga Sarjana Pendamping Program Pemberdayaan Potensi Kesejahteraan Sosial Masyrakat (P2KSM)” bertempat di Aula BLUD UPT P2KSM Kabupaten Purworejo pada tanggal 14-15 April 2015. Pelatihan ini difasilitasi  oleh  narasumber  yang  sudah  berpengalaman  dalam  kegiatan pemberdayaan, pengelolaan kelompok, dana bergulir dengan metode personal lending dan lending group, yaitu:

  1. Prof. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec.,Ph.D.
  2. Prof. Tri Widodo, M.Ec.Dev., Ph.D.
  3. Duddy Roesmara Donna, S.E., M.Si.
  4. Wahyu Sutopo
  5. Ekantini Puji Basuki
  6. Daru Murcoyo

Target peserta dalam pelatihan ini adalah 70 orang calon Sarjana Pendamping. .

Acara dibuka pada pukul 09.00 WIB dan dimulai dengan perkenalan singkat oleh bapak Daru Murcoyo dan Duddy Roesmara selaku perwakilan dari DEK. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Sunaryo selaku perwakilan dari BLUD UPT P2KSM yang berharap agar peklatihan ini dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas para sarjana pendamping.. Selanjutnya Bapak Bupati Purworejo Mahsun Zain, S.Ag menyampaikan kata sambutan yang intinya mengharapkan agar pelatihan ini dapat membantu sarjana pendamping untuk bisa  mendampingi masyarakat  untuk  meningkatkan  usaha  sehingga  bisa  mengelola  potensi menjadi realitas.

Tepat pukul 10.05 WIB pelatihan pun dimulai oleh Bapak Daru Murcoyo tentang tema Achievement Motivation Training (AMT). Tujuan  AMT,  yaitu  untuk  mengenali  diri,  mengenali  kekuatan  dan  kelemahan  diri sehingga  bisa  dikembangkan,  untuk  meningkatkan  karya  dan  prestasi,  untuk menjadi  pribadi  yang  khas  (unik)  dengaan  potensinya,  dan  mampu  membuat rencana masa depan pribadi yang sejalan dengan organisasi. Setalah Ishoma atau tepatnya pukul 13.00 WIB, pelatihan dilanjutkan oleh Bapak Duddy Roesmara. Materi pelatihan yang disampaiakan berkaitan dengan program  pemberdayaan  yang  menjadi  hal  penting  untuk  dibangun  adalah  skill orangnya. Kompetensi  utama  yang  perlu  oleh  pendamping  adalah  memahami aspek-aspek  dalam  manajemen  usaha,  memahami  bagaimana  membuat perencanaan/evaluasi bisnis, dan mampu membuat perencanaan/evaluasi bisnis.

Setalah menghabiskan waktu sekitar 1 jam, sesi tanya jawab pun dibuka. Seorang peserta mengajukan pertanyaan  tentang bagaimana menjadikan pertanian purworejo sebagai unggulan dan bagaimana menyakinkan masyarakat unrtuk maju? Hal tersebut dijawaboleh bapak duddy dengan dengan membangun karakter. Kalau masyarakat tidak mengenal karakternya sendiri atau  tidak  memiliki  pegangan  hidup  yang  jelas  akan  sangat  sulit.  Aspek ekonomi  tidak  bisa  semata-mata  menyelesaikannya.  Perlu  bauran  multi disiplin  ilmu.  Sedari  awal,  pendamping  perlu  jeli,  apakah  masyarakat  yang mau  didampingi  memiliki  karakter  untuk  maju  atau  tidak.  Setiap  daerah kearifan  lokalnya  berbeda-beda,  maka  menerjemahkannya  juga  berbeda. Pemateri  menyampaikan  bagi  para  pendamping  untuk  mengetahui  terlebih dahulu  karakter  orang  yang  dibinanya.  Karakter  seseorang  dibentuk  oleh banyak sekali faktor, diantaranya sifat asli, lingkungan, dan pekerjaan.

Menjelang waktu shalat ashar maka peserta pelatihan pun rehat sejenak untuk mempersiapkan ibadah shalat ashar dan juga cofee break. Kemudian dilanjutkan dengan pemateri Eka Murtini yang membahas disiplin  kredit. Pemateri  memaparkan  tentang  target  dalam  lembaga  keuangan.  Setiap  tim pendamping  memiliki  target  keuangan  yang  hendak  dicapai  dalam  acuan  NPL. Disiplin kredit berkaitan dengan mitigasi risiko kredit. Disiplin kredit berguna untuk mengurangi risiko-risiko kredit sehingga meminimalkan kemungkinan gagal bayar.Pemateri  lalu  menyampaikan  strategi  implementasi  pemberdayaan  masyarakat. Pertama,  penyaluran  kredit  mikro,  pendampingan  kelompok,  serta  pembelajaran dan partisipasi kelompok.  Ditambah lagi kegiatan-kegiatan pendukung yang sesuai dengan  kondisi.  LKM  harus  bisa  mengatasi  tantangan  oleh  laku  pandai  (mobile bank)  yang diterapkan bank-bank saat ini. LKM perlu menjaga loyalitas para  usersnya.  Untuk membuat para anggota disiplin harus ada inovasi-inovasi.  Pembiayaan jangan sampai melebihi plafon yang menjadi batasan. Tepat pukul 17.00 WIB sesi pelatihanhari pertama pun berakhir.

Keesokan harinya pada tanggal 15 April 2015, tepat pukul 08.00 WIB pelatihan pun kembali dimulai. Kali ini Bapak Daru Murcoyo menyampaikan materi AMT lanjutan dari hari yang pertama. Pemateri menyampaikan lanjutan materi Achievement Motivation Training dengan melanjutkan  permainan  lempar  gelang.  Kali  ini  permainan  menggunakan  rewardberupa  uang  yang  nominalnya  disepakati  dari  para  peserta.  Nominal  hadiah besarnya ditentukan oleh jarak yang dipilih dalam melempar gelang.  Semakin jauh nominal hadiah semakin besar. Dengan  diberi  reward  ternyata  banyak  peserta  yang  gagal  dalam  memasukkan gelang  ke  media  tiang.  Hanya  tiga  peserta  dari  keseluruan  peserta  sejumlah  tiga puluh empat orang yang mendapatkan  reward.  Kemudian uang iuran dari peserta dikembalikan  lagi.  Makna  dari  permainan  ini  berkaitan  dengan  pola  pikir  yang menentukan  perilaku  seseorang.  Dalam  hal  ini,  pola  pikir  memberikan  pengaruh terhadap perilaku dan keputusan hidup yang diambil seseorang.  Dengan demikian, diharapkan  peserta  dapat  mengambil  substansi  dari  materi  ini  untuk  mengelola pribadinya.

Selanjutnya pada pukul 10.00 WIB, Prof Gunawan Sumodiningrat menyampaikan pegangan hidup bernegara,yaitu membangun desa. Banyak orang yang saat ini tidak tahu hakikat hidup. Inilahyang menjadi persoalan bangsa di seluruh dunia. Indonesia luar biasa, karena memiliki simbol-simbol kebijaksanaan. P2KSM merupakan sarana untuk mengembangkan hidup berbangsa. Merupakan terusan dari IDT untukmenyelesaikan masalah bangsa berupa kesenjangan. Lalu pemateri menyampaikan tentang peranan pendamping untuk menyadarkan.Kuncinya sederhana, dengan diajarkan dan dipraktikkan dengan kerja untukmendapatkan keuntungan dan bisa menabung. Seperti dalam lagu nasional,“bangunlah jiwanya, bangunlah raganya.” Oleh karena itu menyadarkan dimulai dari penyadaran jiwa. Indonesia bisa bangkit, jika setiap orang di setiap desa yakinbisa mengidupi dirinya sendiri melalui hasil darinya sendiri. Kemudian bergerakdengan visi lillahita’ala. Cita-cita dari pendampingan adalah untuk mencapai masyarakat yang adil dan beradab. Di sinilah peran pendampingan untuk menciptakan generasi baru. Apayang telah tersedia adalah sarana, tetapi jika hatinya tidak bersatu maka tidak akan jadi.

 

Kira-kira 30 menit kemudian, Prof. Tri Widodo melanjutkan apa yang disampaikan prof. Gunawan Sumodiningrat dengan menyampaikan  kondisi Indonesia saat ini yang autopilot,pertumbuhan ekonomi Indonesia tanpa ada campur tangan pemerintah sajasebesar 5%. Di Purworejo pertanian menjadi sector yang paling mendominasi diatas manufaktur dan jasa. Kemudian pemateri menyampaikan analisis ekonomi dalam bisnis. Dalam hal ini pemateri menjelaskan kemiskinan itu dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggiakan menyerap tenaga kerja lebih banyak yang korelasinya akan menurunkan kemiskinan. Namun, tidak serta merta seperti itu. Pemateri menyatakan bahwaasumsi ini adalah kesalahan fatal yang sering terjadi karena jenis usaha menentukan pula penyerapan tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi tinggi belum tentu bermanfaat kepada masyarakat. Pemerintah hendaknya berfikir atas pilihan sektor usaha dominan sesuai dengan kondisi masyarakat untuk dapat memberdayakan masyarakat. Masyarakat yang dihadapi oleh para pendamping adalah agrikultur. Tapi di Indonesia perlindungan sangat lemah.

Sesi selanjutnya diisi oleh Training Model Pemberdayaan UMKM dengan pemateri Wahyu Sutopo. Pemateri menyampaikan tentang lingkaran kemiskinan. Orang miskin cenderungproduktivitasnya kurang. Tetapi orang miskin bisa mendapatkan pendapatan yangbesar untuk lembaga keuangan. Orang miskin berani membayar bunga yang besar. Sementara orang kaya dikasih bunga yang tinggi protes. Oleh karena itu lintah darat kemudian tumbuh subur. BLUD sebagai lembaga keuangan daerah semestinya bisa mengakhiri beban yang ditanggung orang miskin dengan pemberdayaan dan penyaluran kredit dengan bunga yang rendah. Pemateri kemudian menyampaikan bahasan mengenai sales magic untuk trik bernegoisasi sehingga diharapkan para peserta mampu membagi pengetahuannya secara simetris kepada masyarakat. Dalam bahasan pula disampaikan proses belajar, pemateri menyampaikan pada peserta untuk mengenali diri, mengenali lembaga, mengenali lingkungan, dan mengenali musuh. Lalu dalam negosiasi mula-mula perlu membangun kepercayaan. Dengan kepercayaan, reputasi akan terbentuk. Kemudian, setelah reputasi terbentuk, maka bangunlah keakraban/kemiripin untukmenunjukkan kesamaan.

Setalah rehat karena Ishoma, training dilanjutkan dengan materi pemasaran, keuangan dan membangun kemitraan oleh Ibu Ekantini. Pemateri memulai materi dengan permainan tebak gambar. Permainan tersebut bernama permainan zoom. Materi ini menunjukkan jika kita melihat dari sudut pandang yang lebih jauh, maka lebih banyak yang bisa dilihat. Dalam hal ini pemateri menekankan pada peserta bagaimana melihat binaan sebagai mitra. Selanjutnya pemateri menjelaskan aspek pemasaran. Terkait pemasaran, penting untuk menyadari bagaimana bisa membuat bakwan jagung biasa menjadi luar biasa. Pendamping harus bisa membuat binaan mengembangkan produknya menjadi sesuatu yang berbeda. Lalu, terkait aspek keuangan, penting untuk dipikirkan bagaimana binaan bisa bertahan dan berkembang. Aspek keuangan yang penting untuk UKM, yaitu darimana sumber dana dan penggunaan modal. UKM yang berkembang pesat adalah UKM yang keluar dari mindset keumuman, yaitu mereka yang selalu berinovasi. Setelah modal, aspek keuangan yang penting adalah sistem pengelolaan keuangan dan administrasinya (pembukuan usaha).

Tak terasa pelatihan pun mendekati pengujung acara dengan materi “handle the team” sebagai materi pamungkas yang dibawakan oleh Bapak Wahyu Sutopo sebagai pemateri. Pemateri memberikan contoh aplikatif seseorang yang mampu mengatur 150rb orang. Kunci dari keberhasilan tersebut adalah dengan komunikasi yang tepat. Setiap orang mau bergerak dengan motivasi pribadi yang berbeda-beda. Cara komunikasi yang efektif adalah dengan membangkitkan kebutuhan pribadi secara sinkron dengan urusan yang hendak disampaikan. Ketika individu mencapai keinginannya, perusahaan juga akan mencapai tujuannya. Perusahaan juga harus memperhatikan apa yang diinginkan oleh individu didalamnya. Cara komunikasi kita ke orang dalam situasi formal akan sulit mendapatkan interaksi interpersonal. Lembaga perlu juga mengembangkan kesadaran individu terkait alasan individu berkerja. Atur pula frekuensi dengan lawan bicara. “Berbicaralah dengan seseorang sesuai dengan kadar kemampuannya.”Pemateri kemudian menyampaikan materi mengenai pengendalian, yaitu memimpin dengan menyampaikan pertanyaan, mengetahui sejauh mana dan apa yang harus dilakukan dengan sumber daya yang dimiliki sehingga membuat seseorang bertindak tanpa merasa disuruh.

 

Pokok bahasan yang disampaikan pemateri pada bahasan pertama adalah:

 

 

  1. Bahwa kepentingan individu harus bisa sejalan dengan kepentingan

perusahaan.

            2. Untuk menggerakkan orang belum tentu dengan perintah.

 

Pada bahasan kedua, pemateri menyampaikan bahasan team work. Setiap orang memiliki peran penting dalam perusahaan. Ketika individu-individu telah sampai pada level pemahaman, substansi akan tetap terinternalisasi meskipun bentuknya dibolak-balik.

Acara pun selesai pada pukul 16.30 dan ditandai dengan sesi foto bersama.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tags: Pelatihan Potensi Kesejahteraan Sosial Masyrakat ( Purworejo Tenaga Sarjana Pendamping Program Pemberdayaan
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Faculty of Economics and Business

Pertamina Tower 5th Floor, Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281 |
View Map

  +62 (274) 548510
 +62 (274) 563212

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju