Wirausaha memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian. Karena wirausaha dapat menggerakan dan mengkombinasikan seluruh faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal untuk menghasilkan barang dan jasa yang di butuhkan oleh masyarakat.Untuk dapat berkecimpung di dalam dunia usaha tentu bukanlah perkara yang mudah. Banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan ketakutan dalam memulai dan menjalankan usaha. Seperti ketakutan akan kerugian, keraguan dalam memulai usaha dan penyebab lainnya yang paling sering di temui dalam masyarakat indonesia adalah kurangnnya motivasi untuk melakukan wirausaha. Motivasi dalam berwirausaha ini merupakan kunci yang dapat membuka pikiran seseorang dalam menjalankan usahanya. Motivasi yang sangat dibutuhkan oleh pelaku usaha adalah untuk terus belajar, menambah keterampilan dan diri-sendiri. Motivasi Belajar meupakan modal utama bagi para pelau usaha dalam mengembangkan usahanya. Karena dengan terus belajar maka akan memperolah pengalaman dan wawasan. yang luas. Seperti belajar dari orang-orang yang sukses, belajar dari kegagalan yang pernah dialami dan belajar dari sumber ilmu yang ada di lingkungan.
Untuk itu, DEK FEB UGM menyelenggarakan Seminar “Motivasi Wirausaha” dengan mengundang Bapak Denny Andrian sebagai narasumber dan Prof. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec., Ph.D. sebagai moderator. Narasumber akan mengelaborasi lebih lanjut bagaimana cara menjalankan usaha dengan baik dan menghasilkan keuntungan yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Seminar dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia raya, selanjutnya dilanjutkan dengan sambutan dari Prof Gunawan Sumodiningrat selaku dewan pembina dashboard ekonomika kerakyatan (DEK) FEB UGM, dalam sabutannya, Prof Gunawan Sumodiningrat menyampaikan peranan DEK sebagai aliansi strategis, training dan monitoring. DEK bekerjasama dengan para trainer profesional untuk melatih para pemuda memberikan motivasi untuk hidup mandiri, kerja, untung dan menabung. Sayarat untuk menjadi pendamping adalah memiliki motivasi yang tinggi, kesungguhan hati, konsisten, kerja keras dan memiliki semangat wirausaha, pendamping nantinya akan mendampingi masing-masing satu desa.
Selanjutnya presentasi dilanjutkan oleh Bapak Denny Andrian, dengan judul presentasi wirausaha dengan non text book, melihat wirausaha dari sudut pandang yang berbeda yaitu dari sudut pandang sebagai seorang praktisi “saya wirausaha di sektor satelit Inmarsat”. Kegiatan terakhir yang dilakukan adalah membantu pencarian MH 370. Bapak Deny juga bergerak dalam bidang energy bersama dengan Bapak Agum Gumelar mengembangkan kerjasama antara China dan Indonesia. Selanjutnya, disampaikan materi tentang Ilusi, Ilusi mengubah sudut pandang yang riil menjadi rekayasa, tergantung dari sudut pandang kita melihatnya atau dengan kata lain sesuatu yang hanya di angan-angan berupa pengamatan yang tidak sesuai dengan pengindraan. Banyak orang setelah menyelesaikan kuliah sasaran pekerjaannya adalah kantoran, menurut mereka itulah pekerjaan yang ideal, sebenarnya ini adalah ilusi, faktanya adalah seorang pekerja kantoran itu mayoritas over work, under paid dan mengalami pressure.
Strategi kunci menjadi sukses adalah persiapan, persiapan untuk menjadi wirausaha adalah dengan mengasah kemampuan baik melalui kuliah, mengikuti pelatihan wirausaha ataupun dengan melihat contoh dari orang yang sudah sukses. Semakin siap seorang pengusaha semakin dekatlah dia dengan kemenangan. Kunci yang kedua adalah “why”, untuk menjadi sukses seseorang harus memiliki alasan dari dalam diri sendiri yang kuat seperti membahagiakan keluarga dan orag-orang terdekat. Wirausaha bukan hanya motivasi uang, banyak orang tidak berhasil dalam wirausaha karena belum menemukan why nya. Kunci ketiga dalah memiliki mimpi yang besar kemudian jangan lupa untuk memvisualisasikan mimpi tersebut, kita mengetahui dalam dunia penerbangan baru 100 tahun yang lalu, itu semua dimulai dari sebuah mimpi. Di Indonesia ada wirausaha air dalam botol “AQUA” tahun 1975, pada waktu itu air lebih mahal dari BBM. Kunci kelima stay hungry, hanya orang yang lapar yang mau mengerjakan yang orang lain tidak mau kerjakan.